Hendri Kampai: Selamat Hari Ibu, Harga Barang Naik Sudah Menunggu di Tahun Baru

    Hendri Kampai: Selamat Hari Ibu, Harga Barang Naik Sudah Menunggu di Tahun Baru

    JAKARTA - Desember selalu datang dengan dua sisi cerita: satu penuh kehangatan, lainnya penuh kewaspadaan. Di satu sisi, kita merayakan Hari Ibu, hari yang dirancang untuk menghormati wanita luar biasa yang telah memberikan segalanya bagi keluarga. Di sisi lain, bayangan gelap kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% mulai mengintip, siap menyapa kita di awal tahun baru. Kombinasi ini terdengar seperti drama yang apik, bukan?

    Mari kita mulai dari yang manis. Hari Ibu, 22 Desember, selalu menjadi momen refleksi. Apakah kita sudah cukup membahagiakan ibu kita? Apakah ucapan “terima kasih” kita selama ini sudah cukup? Mungkin, kita berpikir untuk membeli hadiah—sepotong kain batik, sekotak cokelat favorit, atau sekadar makan malam sederhana di restoran yang ibu sukai. Namun, sebelum kita sempat membuat rencana lebih jauh, ada kabar yang mengusik telinga: PPN naik jadi 12%!.

    Ibu pasti sudah tahu, ibu-ibu di pasar lebih tahu dari siapapun. Ketika Anda masih asyik memikirkan harga hadiah, mereka sudah menyusun strategi anggaran rumah tangga. Dengan harga kebutuhan pokok yang bakal ikut naik, ibu-ibu di seluruh negeri diam-diam menjadi ekonom andal di rumahnya masing-masing.

    Namun, ironisnya, mereka tetap tersenyum. Inilah yang menggelitik: di tengah naik-turunnya harga dan ekonomi yang terasa seperti roller coaster, ibu-ibu kita tetap punya trik—baik itu mengganti merek minyak goreng atau menyulap tahu-tempe menjadi sajian yang tetap enak meski harganya naik. Sebuah pelajaran keikhlasan dan kreativitas yang diam-diam mereka ajarkan pada kita.

    Tapi, bagaimana dengan kita? Tahun baru 2025 menunggu, membawa gelombang harga barang yang sudah berdiri di ujung jalan. Kenaikan PPN ini mungkin akan membuat banyak orang mulai menghitung ulang—apakah tahun depan masih bisa liburan seperti biasa? Apakah laptop impian itu harus ditunda? Apakah sekadar nongkrong ngopi dengan teman harus jadi mewah?

    Kita tidak bisa melawan arus kebijakan, tapi kita bisa belajar dari ibu kita. Ibu selalu punya cara menghadapi kenaikan harga: menyesuaikan prioritas, menjaga asa, dan tetap bersyukur atas apa yang ada. Mungkin, pesan terbaik dari Hari Ibu ini adalah belajar dari ketenangan mereka dalam badai ekonomi, karena di balik semua itu, mereka selalu punya senjata rahasia: cinta tak bersyarat.

    Jadi, selamat Hari Ibu. Mari kita berikan pelukan hangat pada mereka dan, sembari itu, bersiap menghadapi tahun baru yang mungkin lebih mahal, tapi juga penuh kesempatan untuk belajar lebih bijak. Toh, seperti ibu kita selalu bilang, “Semua bisa diatasi, asal kita sabar dan tetap bersama.”

    Jakarta, 22 Desember 2024
    Hendri Kampai
    Ketua Umum Jurnalis Nasional Indonesia/JNI/Akademisi

    hendri kampai ppn 12% harga naik tahun baru
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Hendri Kampai: Penolakan Terhadap PPN 12%...

    Artikel Berikutnya

    Hendri Kampai: PPN Naik, PPh Dibiarkan,...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: PPN Naik, PPh Dibiarkan, Beban Rakyat Kecil Bertambah, yang Kaya Tetap Nyaman
    Hendri Kampai: Penolakan Terhadap PPN 12% Menjadi Bola Salju Perlawanan Rakyat
    Hendri Kampai: Mahalnya Biaya Pendidikan, Kebodohan Rakyat yang Sengaja Dipelihara
    Hendri Kampai: Belajar dari Korea Utara, Sebuah Kekuasaan yang Mencekam dari Dinasti yang Diwariskan
    Hendri Kampai: Jangan Sampai Rakyat Indonesia Merasa Dijajah Oligarki, Gerakan Vigilante Virtual Sudah Dimulai

    Ikuti Kami